Sama-Sama Lupa
Pagi itu, seperti biasa, Ayu berangkat sekolah sesuai jadwal
yang telah disepakati antara jiwa dan raganya agar berangkat tepat waktu. Apa
yang terjadi? Bel sekolah berbunyi tepat pukul 07.00 WIB, tetapi Ayu belum
terlihat.
Ayu
: “Ah, akhirnya sampai juga di sekolah.”
Bijak
: “Memang kenapa baru sampai?”
Ayu
: “Aku bangun kesiangan karena tadi malam mengerjakan PR Bahasa
Indonesia sampai larut”
Bijak
: “Apa ada PR Bahasa Indonesia?” sambil terkejut.
Ayu
: “Ada, PR untuk menganalisis jenis kalimat berpredikat verba. Kamu sudah
mengerjakannya?”
Bijak
: “Astaga, aku benar-benar lupa.”
Ayu
: “Kenapa bisa lupa? Hari ini harus sudah selesai.”
Bijak
: “Tadi malam, aku sibuk menyiapkan peralatan praktikum Biologi. Aku kelelahan
seharian mencari jangkrik.”
Ayu
: “Oh ya. Kelompokku juga belum ada yang membawa jangkrik.”
Bijak
: “Siapa yang ditugaskan membawanya?”
Ayu
: “Aku sendiri.”
Bijak
: “Kamu akan mencari di mana sekarang?”
Ayu
: “Belum tahu. Bagaimana kalau aku minta beberapa ekor jangkrik milikmu?”
Bijak
: “Enak saja. Aku sudah berjuang seharian mencari si jangkrik-jangkrik ini
hingga melupakan PR Bahasa Indonesiaku.”
Ayu
: “Begini saja. Kamu menyalin PR yang telah aku kerjakan, tapi dengan
syarat kamu harus memberikan beberapa jangkrikmu kepadaku”
Bijak
: “Bagaimana ya? Sebenarnya aku tidak rela memberikan jangkrik ini
kepadamu.”
Ayu
: “Kenapa tidak rela. Kamu dapat salinan PRku dan aku mendapat beberapa
jangkrik darimu. Aku juga lelah menyelesaikn PR ini hingga berangkat
kesiangan.”
Bijak
: “Baiklah. Ini beberapa jangkrik untukmu. Mana PR mu?”
Ayu
: “Ini PRku. Jangan sampai kamu rusak.”
Bijak
: “Oke, beres.”
Ayu
: “Nanti kembalikan ke mejaku lagi ya!”
Bijak
: “Tenang saja.”
Dengan kecepatan tinggi, Bijak menyalin semua PR milik Ayu
dan berharap akan selesai sebelum guru masuk kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar